Liputan6.com, Jakarta: Sekitar sepuluh ribu buruh diperkirakan bakal mendatangi Istana Negara, Jakarta Pusat. Aksi dilakukan untuk memperingati Hari Buruh Sedunia yang jatuh tiap 1 Mei, besok. Mereka akan memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang merugikan kaum buruh. Unjuk Rasa besar-besaran ini telah disiapkan oleh Komite Aksi 1 Mei secara matang selama dua bulan.
Demikian dikatakan Juru Bicara Komite Aksi 1 Mei Dita Indah Sari ketika berdialog dengan Rosianna Silalahi di Studio Liputan 6 SCTV Jakarta, Selasa (30/4) petang. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea juga nimbrung lewat telepon dari Bengkulu.
Dita yang juga Ketua Umum Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia ini mengatakan, gerakan buruh jangan dianggap sebagai suatu perlawanan. Aktivis Partai Rakyat Demokratik itu berharap perusahaan mengizinkan buruhnya berdemo besok. Dia menilai, pengerahan tujuh ribu personel Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk mengamankan unjuk rasa adalah hal yang berlebihan [baca: Ribuan Polisi Mengamankan Peringatan Hari Buruh].
Peraih penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori Emergent Leadership ini meyakinkan, aksi pekerja kerah biru tersebut tak bakal berujung kerusuhan. Pasalnya, unjuk rasa yang berjalan damai dianggap suatu kemenangan bagi kaum buruh. "Kita ingin menunjukkan aksi ini adalah gerakan yang terpimpin dan memiliki program terencana," ujar bekas aktivis Pusat Perjuangan Buruh Indonesia itu, serius.
Mantan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang itu menyayangkan sikap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea yang bersikap mendua. "Di satu sisi Pak Jacob tidak mendukung unjuk rasa, tapi di sisi lain mengatakan tidak melarang," kata Dita.
Menanggapi hal ini, Jacob kembali menegaskan bahwa dia tidak melarang perayaan Hari Buruh. Cuma, anggota PDI Perjuangan ini mengimbau, lebih baik perayaan tersebut diperingati dengan mengadakan diskusi atau seminar mengenai ketenagakerjaan [baca: Demonstrasi Dinilai Tak Efektif Menyelesaikan Masalah Buruh]. Jacob tidak setuju dengan ajakan mogok nasional. Selain tidak efektif dan akan menyebabkan kerugian yang besar, dia mengingatkan, 1 Mei bukan hari libur. Tapi, dia menekankan, tak akan memberi sanksi pada perusahaan yang tidak memberikan izin demonstrasi kepada buruhnya.(ZAQ)
Selasa, 30 April 2002
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar