Kamis, 19 Juni 2008

Laksanakan Angket atau DPR Diduduki

SATU SUARA — Mantan Ketua MPR Amien Rais didampingi mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli (kanan) dan fungsionaris PDI Perjuangan Rieke ’Oneng’ Dyah Pitaloka (kiri) memberikan pernyataan sikap tentang angket dan interpelasi harga kebutuhan pokok pada acara yang digagas Komite Bangkit Indonesia di Hotel Bumi Karsa, Rabu (18/6).


”Rakyat bergerak, kita akan kontrol realisasi hak angket untuk pertangungjawabkan kenaikan harga BBM, kita segera demo lagi,” kata aktivis pergerakan, Wahab Talaohu.
Wahab menyatakan, konsolidasi telah dilakukan oleh aktivis dan segala kemungkinan akan bisa terjadi. ”Kalau sampai DPR seperti sebelum ini mandul, maka kita akan bergerak ke sana. Kita minta angket dilaksanakan karena itu akan membongkar jaringan mafia, yang selama ini menjerumuskan Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Keluarga Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Taufik, menyatakan, apa yang terjadi adalah sebuah penghinaan besar. ”Di tengah ramainya unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, pemerintah justeru mempercepat kenaikan harga BBM, yang menjadi bahan bakar buat intensitas gerakan,” katanya.
Fakta lainnya, kata Taufik, terkait dengan pernyataan Wapres Muhammad Jusuf Kalla, yang menyatakan, cukup dua minggu ada demonstrasi menolak kenaikan harga BBM. ”Setelah itu kita ketahui, insiden 1 Juni telah mengubah konstelasi gerakan, yang awalnya adalah vertikal dijadikan horisontal, itu sungguh menghina!” katanya.
Aktivis lainnya, Kasino, menyatakan, kenaikan harga BBM mengurai dengan jelas bagaimana negeri ini dijajah asing. ”SBY bukan Presiden, tapi dia Gubernur Jenderal yang ditempatkan AS di Indonesia. Meski kita tidak begitu percaya bahwa hak angket bisa jalan, itu ikhtiar, kita dorong DPR melaksanakannya,” katanya.
Setelah ini, kata Kasino, melalui berbagai elemen, aksi akan kembali dilakukan. ”Bersatunya mahasiswa, buruh, tani, nelayan, dan tokoh bangsa untuk menghentikan kerusakan karena selama Indonesia di bawah Gubernur Jenderal SBY, negeri ini akan rusak. Kita segera datang beraksi ke DPR untuk secepatnya menghentikan pemerintah Gubernur Jenderal AS itu,” katanya.
Ketua Komite Bangkit Indonesia, Rizal Ramli, menyatakan, kenaikan harga BBM sudah keterlaluan. ”Banyak cara, tapi kenaikan harga BBM dilakukan, sesuai data target makro ekonomi tahunan dan lima tahunan tidak tercapai, kehidupan mayoritas rakyat semakin sulit, daya beli merosot, pengangguran makin tinggi, infrastruktur hanya 10 persen dikerjakan, akibatnya lapangan kerja rendah, kesulitan rakyat makin berat, bunuh diri makin banyak, tapi mengapa pilih kenaikan harga BBM,” katanya seraya menyatakan bahwa tingginya kemiskinan menjadikan tanah subur tumbuhnya radikalisme.
Sejumlah tokoh yang berkumpul di tempat itu di antaranya mantan Ketua MPR Amien Rais, Ketua Umum Papernas Dita Indah Sari, Ketua Umum LMND Lalu Hilman Afriandi, anggota DPR Dradjad Wibowo, pengamat Ichsanuddin Noorsy, pengamat Hendri Saparini, Ketua Lima Ray Rangkuti. ”Masih ada Wiranto, Pramono Anung, dan Gus Dur. Tapi karena terlambat, mereka tidak muncul, tapi mendukung upaya ini,” kata juru bicara Komite Bangkit Indonesia, Adhie Massardi.
Para tokoh itu sepakat untuk mendorong dilaksanakannya angket BBM dan kenaikan Harga oleh DPR. Kedua hak DPR itu sebaiknya sama-sama dilaksanakan. ”Saya mendorong agar interpelasi dan angket sama-sama direalisasikan DPR. Pengajuan angket diusung PKB, PDI Perjuangan, dan PAN. Interpelasi diusung PKS, saya minta keduanya dilaksanakan oleh DPR,” kata Dradjad. (moe)